Wednesday 30 October 2013

Indonesia Potensial Bagi Asuransi Australia

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berfoto bersama Perdana Menteri Australia Julia Gillard di Darwin, Australia, 3 Juli. Kerja sama antar kedua negara bisa melebar ke berbagai sektor, termasuk asuransi.

Pasar asuransi Indonesia tampaknya akan berperan penting dalam rencana ekspansi Insurance Australia Group (IAG), salah satu perusahaan asuransi besar dari Australia.
Nigel Pittaway, analis dari Citi di Australia, menjelaskan bahwa “Persyaratan modal untuk perusahaan asuransi di Indonesia naik tajam pada 2012, dan akan kembali meningkat pada 2014. Ini bisa menjadi katalis bagi IAG untuk menanamkan investasi yang telah ditargetkan, karena regulasi itu kemungkinan besar akan memacu konsolidasi pasar lebih jauh.”
Pialang tersebut memperhitungkan bahwa nilai beberapa akuisisi yang dilakukan IAG baru-baru ini tampaknya terlalu tinggi. Beberapa perusahaan asuransi Asia yang belum lama ini diambil alih IAG di antaranya AAA Assurance dari Vietnam, Kurnia Insurans dari Malaysia, serta Bohai Property Insurance dari Cina. Tapi Pittaway tetap memakai harga-harga akuisisi itu sebagai acuan bagi kemungkinan investasi di Indonesia.
“Dengan basis modal yang relatif kecil di Indonesia, IAG seharusnya mampu menguasai kepemilikan di salah satu dari lima besar asuransi Indonesia, dengan nilai di bawah A$100 juta (Rp 962 miliar) yang mereka bayarkan untuk Bohai. Atau IAG bisa mendapatkan pemain asuransi papan tengah dengan harga sekitar A$20 juta (Rp 192 miliar) yang dikeluarkan untuk AAA Assurance,” jelas Pittaway.
Citi mencatat bahwa pasar asuransi umum Indonesia sangat terfragmentasi. Sinar Mas, pemain terbesar, hanya mendapat pangsa pasar 5,3%. Berikutnya adalah perusahaan seperti Jasindo, Astra Buana, Tugu Pratama Indonesia, dan Asuransi Central Asia.
Pittaway menyarankan IAG dapat mengikuti jejak perusahaan-perusahaan Australia seperti AXA Asia Pacific atau Commonwealth Bank of Australia dengan menciptakan pertumbuhan organik bersama mitra distribusi lokal.
Bagaimanapun, Citi menilai target IAG mendapat 10% gross written premium dari Asia pada 2016 akan sulit dicapai. “Target itu mungkin memperhitungkan potensi peningkatan kepemilikan joint venture State Bank of India dari 26% nenjadi 49%, yang tampaknya tak akan terwujud dalam jangka pendek,” ujar Pittaway.

Sumber

Indonesia merupakan pangsa pasar yang potensial dalam perdagangan dunia dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia dan indonesia merupakan negara berkembang sehingga perekonomian dapat dinilai stabil dan cenderung meningkat. Hal ini terbukti dengan munculnya investor asing yang makin banyak yang bermunculan di indonesia.

0 comments:

Post a Comment