Tuesday 31 December 2013


Sebab, aturan yang yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2009 itu akan efektif mulai Januari 2014. Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, dalam aturan itu, PPh untuk reksadana obligasi naik menjadi 15 persen.

Tentunya, pelaku pasar sudah keberatan dengan tarif PPh tersebut. Nurhaida bilang, aspirasi itu sudah dibahas dan OJK memutuskan untuk mengajukan revisi dari aturan tersebut. "Draf perubahan aturan itu sudah kami keluarkan," tambah Nurhaida, (30/12/2013).

Dalam usulan draf tersebut, tarif PPh yang diajukan OJK hanya 5 persen yang berlaku mulai 2014 sampai tahun 2020. Setelah 2020, barulah PPh naik menjadi 15 persen atau sama dengan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2009.

Menurut Nurhaida, draf usulan perubahan aturan tersebut tak akan berlaku sebelum diteken oleh presiden Susilo bambang Yudhoyono (SBY).

"Kalau sekarang belum ditandatangani presiden, berarti tahun depan (2014) aturan sebelumnya berlaku, yaitu PPh dengan tarif 15 persen," pungkas Nurhaida. (Dityasa H Forddanta) 

Pajak Reksadana Naik pada 2014



JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan secara resmi dialihkan dari Bank Indonesia (BI) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), OJK akan melanjutkan yang selama ini dilakukan BI terkait pengaturan dan pengawasan perbankan.

Anggota Dewan Komisioner OJK Ex Officio BI Halim Alamsyah mengatakan, pada dasarnya pengalihan tersebut merupakan mengalihkan fungsi mikroprudensial yang efektif sejak hari ini. Selain itu, kantor-kantor OJK pun akan mulai beroperasi hari ini.

"BI mengalihkan fungsi mikroprudensial terkait pengawasan bank individu, pemeriksaan, pengaturan, dan perijinan akan berpindah ke OJK hari ini. 6 kantor regional dan 29 kantor cabang OJK juga akan beroperasi hari ini," kata Halim dalam konferensi pers Serah Terima Pengalihan Fungsi Pengaturan dan Pengawasan Bank dari BI ke OJK di Gedung BI, Selasa (31/12/2013).

Lebih lanjut, untuk mendukung tugas OJK dalam melakukan pengawasan bank, Halim menyatakan BI telah menyampaikan berbagai daftar peraturan, perijinan, dan masalah-masalah yang masih belum selesai untuk nantinya dilanjutkan oleh OJK. Di samping itu, BI juga menyampaikan buku perkembangan terkini terkait pengawasan bank yang diberikan kepada seluruh instansi perbankan.

"Beberapa hal yang harus ditindaklanjuti setelah ini adalah mekanisme kerjasama menjaga stabilitas sistem keuangan, penyusunan kebijakan makro dan mikroprudensial, dan kerjasama pengawasan bank," ujar Halim yang juga deputi gubernur BI ini.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengungkapkan pihaknya memberi apresiasi kepada pihak-pihak yang telah memungkinkan proses pengalihan fungsi ini berjalan dengan baik. Secara khusus ia mengapresiasi para pegawai BI dan OJK.

"Kita ingin melanjutkan apa yang sudah dilakukan BI dalam berbagai inisiatif dan program kerja. Kita akan terus lanjutkan sampai nanti ada keperluan untuk melakukan perubahan," kata Muliaman.
 

OJK Akan Lanjutkan Pekerjaan BI

JAKARTA, KOMPAS.com - Senin (30/12/2013) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode tahun 2013 resmi ditutup. Kinerja indeks bursa saham Indonesia ini tak terlalu menggembirakan.
Alih-alih menguat, sepanjang tahun 2013, indeks justru terpangkas 0,98 persen atau turun 42,51 poin dari posisi 4.316,69 di akhir tahun 2012 menjadi 4.274,18 di akhir tahun 2013.
Berikut saham-saham yang masuk jajaran jawaran atau top gainers dan saham-saham yang menjadi pecundang alias top losers di sepanjang tahun 2013.
Top gainers 2013
1. PT Permata Prima Sakti (TKGA) naik 850 persen menjadi Rp 2.375
2. PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA)naik 826,67 persen menjadi Rp 139.000
3. PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET) naik 605,45 persenmenjadi Rp 800
4. PT Akbar Indo Makmur Tbk naik 375,00 persen menjadi Rp 1.140
5. PT Matahari Departemen Store Tbk (LPPF) naik 307,41 persen menjadi 11.000
6. PT Hotel Mandarine Regency Tbk (Home) naik 302,17 persen menjadi Rp 370
7. PT Ultrajaya Milk Tbk (ULTJ) naik 238,35 persen menjadi Rp 26.000
8. PT Cowel Development Tbk (COWL) naik 228,67 persen menjadi Rp 470
9. PT Danayasa Arthatama Tbk (SCBD) naik 225,30 persen menjadi Rp 2.700.
10. PT Nipress Tbk (NIPS) naik 185,37 persen menjadi Rp 325.
Top losers 20131. PT Gading Development Tbk (GAMA) turun 74,86 persen menjadi Rp 88
2. PT ICTSI Jasa Prima Tbk (KARW) turun 72,39 persen menjadi Rp 185
3. PT Borneo Lumbung Tbk (BORN) turun 67,78 persen menjadi Rp 174
4. PT Centris Multi Persada (CMPP) Tbk turun 67,33 persen menjadi 490
5. PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) turun 66,10 persen menjadi Rp 1.000
6. PT Perdana Karya Tbk (PKPK) turun 61,78 persen menjadi Rp 86
7. PT Colorpak Indonesia Tbk (CLPI) turun 60,96 persen menjadi Rp 570
8. PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) turun 60,43 persen menjadi 3.225
9. PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) turun 60,26 persen menjadi Rp 1.550
10. PT Asia Pacific Fiber Tbk (POLY) turun 58,55 persen menjadi Rp 80.
(Asnil Bambani Amri)

Sumber

Saham Terbaik dan Terburuk di 2013

JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk mencegah terjadinya praktik korupsi dan kecurangan di dalam perusahaan badan usaha milik negara (BUMN), banyak korporasi memutuskan menggaji pegawainya dengan tinggi.

Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) RJ Lino mengaku, gaji awal pegawai baru yang masuk di Pelindo II sebesar Rp 10 juta. Gaji tersebut untuk pegawai yang baru lulus dari bangku pendidikan SMA.
"Gajinya Rp 10 juta untuk lulusan SMA," ujar Lino, Minggu (29/12/2013).
Jika gaji pegawainya kecil, Lino menilai, maka banyak pekerjanya yang akan melakukan korupsi. Hal itu pun berdampak buruk bagi perusahaan dan negara.
Dengan gaji sebesar itu, Lino percaya bahwa hampir semua pegawai Pelindo II sudah memiliki mobil pribadi. Lino percaya, hal itu merupakan hasil keringat para pegawainya sendiri, bukan dari hasil korupsi.
"Semua pegawai kita sekarang bisa beli mobil sendiri dengan gaji mereka, bukan mencuri," ujar Lino. (Adiatmaputra Fajar Pratama)

Sumber

Pelindo II Gaji Lulusan SMA Rp 10 Juta

TOKYO, KOMPAS.com — Pabrikan sandal dan sepatu plastik yang berbasis di Colorado AS, Crocs, menghadapi kesulitan keuangan belakangan ini. Untuk mengantisipasi anjloknya bisnis, saham pabrikan tersebut dilego ke Blackstone Group senilai 200 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,4 triliun.

Seiring dengan masuknya Blackstone, CEO Crocs, John McCarvel, akan mundur dari posisinya pada 30 April 2014. Adapun sebagian dana yang diperoleh dari Blackstone akan digunakan untuk melakukan pembelian kembali saham yang saat ini harganya telah turun drastis.

Crocs hingga saat ini berupaya untuk tetap bertahan, setelah para konsumen mulai jenuh dengan produk-produk perseroan sehingga penjualan turun signifikan.

Sementara itu, mengutip Bloomberg, Senin (30/12/2013), seorang sumber Blackstone masuk setelah Crocs berusaha mencari investor yang bersedia membeli seluruh saham perusahaan.

"Kami sudah tidak mampu lagi membeli saham yang beredar di pasar saat transaksi ini dilangsungkan. Namun, kami berharap bisa melakukan buy back saham pada kuartal I tahun 2014," ujar Direktur Keuangan Crocs Jeff Lasher.

McCarvel mulai menduduki posisi sebagai CEO pada Maret 2010, dan berhasil mengembangkan produk Crocs, termasuk sepatu dan mengembangkan jaringan pemasaran. Saham perseroan dalam 1 tahun ini telah turun 7,4 persen, dibandingkan dengan indeks Standard & Poors yang mencatatkan kenaikan 29 persen.

Sumber

Produsen Sandal Crocs Dibeli Investor Rp 2,4 Triliun


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengguna akun Ebay.com bernama "Solidnumbers" menjual uang Rp 1.000 seharga 6.888 dollar AS atau setara dengan Rp 84 juta! Si "Solidnumbers", menurut keterangan Ebay.com, berdomisili di Singapura.
Sayangnya, tak ada keterangan tambahan lain mengenai pemilik akun tersebut selain lokasi tempat dia terdaftar di Ebay.com. Yang jelas, "Solidnumbers" sepertinya punya cukup banyak koleksi uang rupiah. Dari mulai uang rupiah jadul hingga uang rupiah modern.
Contoh saja, "Solidnumbers" punya uang Rp 10 bertanggal 1 Januari 1959 dengan gambar bunga teratai pada muka dan gambar kakatua di belakang, hasil cetakan De La Rue Plc, perusahaan asal Inggris. Harga uang yang tersemat tanda tangan Loekman Hakim dan TRB Sabaroedin itu dijual sebesar 160 dollar AS atau sekitar Rp 1,95 juta di Ebay.com.
"Solidnumbers" juga punya koleksi uang Rp 100 tahun 1992 bergambar Gunung Krakatau (dihargai Rp 195.121) hingga uang Rp 50.000 bergambar Soeharto. Selain uang rupiah, ia juga punya berbagai koleksi mata uang dari berbagai negara.
Salah satu ciri hasil koleksi "Solidnumbers" adalah nomor seri yang unik. Lantaran berseri unik itulah, dia berani membanderol uang Rp 1.000 di harga Rp 84 juta. Sebab, uang Rp 1.000 yang dia tawarkan punya nomor seri QQQ888888. Menurutnya, uang Rp 1.000 bernomor seri seperti ini sangat jarang. Makanya mahal.
Anda tertarik membelinya? Tawaran ini masih berlaku sampai 11 Januari 2014. Silakan buka dan mulailah menawar via tautan ini. (Andri Indradie)

Sumber

Uang Rp 1.000 Dilego Rp 84 Juta

JAKARTA, KOMPAS.com - Natasha Annestessya, yang disapa Ceci, adalah gadis yang menjadi model pengrajin tenun Pandai Sikek di pecahan Rp 5.000. Kini, Ceci telah menetap California, dan membangun keluarga di sana.

Menurut ibunya, Anna Tuturaima, Rabu (26/12/2013) saat Ceci berumur 17 tahun dirinya mengikuti pemotretan dengan alat penenun Pandai Sikek, alat tenun Sumatera Barat yang dilaksanakan oleh Perusahaan Umum Percatakan Uang RI (Peruri). Ketika itu, Ceci adalah mahasiswi semester III jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI).

Di tengah kesibukannya sebagai pensiunan pemandu wisata anjungan Sumatera Barat Taman Mini Indonesia Indah, Anna dengan santai menceritakan kisah anak pertamanya ini. Dari 80 kontestan yang mengikuti pemotretan, Ceci kemudian lolos dan menjadi model penenun di pecahan uang Rp 5.000 tersebut.

"Sambil pemotretan juga di tanya-tanya. Ceci yang kemudian dianggap paling pantas disandingkan dengan Tuanku Imam Bonjol," ucap Anna, ibu Ceci saat ditemui.

Ceci saat ini telah berumur 31 tahun. Dia adalah anak yang patuh dengan orang tua. Selama 4 tahun menjalani kuliah, Ceci menanggung sebagian besar uang kuliahnya dari beasiswa yang didapat.

"Dulu ibu paling bayar Rp 400.000 untuk kuliahnya, sisanya dia yang bayar. Ceci enggak pernah nyusahin saya. Dia tahu, dulu saya hanya pegawai negeri kecil. Bahkan sampai menikah, Ceci enggak pernah nyusahin," ucap Anna.

Saat Ceci bekerja di salah satu perusahaan swasta Jakarta, Ceci tak pernah absen menelpon ibunya menanyakan apa yang ibunya masak.

"Mami masak apa? Ceci kangen sambel mami," cerita Anna yang menahan air mata di pelupuk matanya.

Anna mengaku merindukan Ceci, namun melihat Ceci bahagia itu sudah membuat Anna bahagia. Anna tak pernah menunjukkan kesedihannya di depan Ceci, namun diakui, dirinya kerap menangis usai berbincang melalui telepon selulernya.

Sejak 7 tahun yang lalu, saat berumur 25 tahun, Ceci menikah dengan David, warga negara Amerika Serikat. Dia belum pernah kembali ke Indonesia.

"Ceci enggak pernah bisa ke Indonesia, karena  ukuran otaknya lebih besar dibanding otak orang biasa. Jadi, Ceci enggak bisa naik pesawat lebih dari 5 jam. Tapi tahun depan kata dokter sudah bisa kesini. Doakan saja ya," ucap Anna dengan senyuman kecilnya.

Anna kembali bercerita, putrinya, Ceci adalah anak yang pintar. Saat SMA, dia mendapatkan skor TOEFL terbaik se-SMA dengan nilai 600 dan pernah menjadi karyawan terbaik di Amerika.

"Ceci enggak pernah cerita kalau menang apa, lolos apa, dia enggak mau cerita. Dia bilang, itu biasa saja enggak usah di cerita-ceritain," ucap Anna.

Anna yang sudah menjadi pemandu di anjungan Sumatra Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) selama 38 tahun ini berharap agar anaknya sehat dan rumah tangganya rukun.

"Kalau minta anak itu kan di tangan Tuhan ibu enggak minta apa-apa. Asal Ceci baik-baik aja di sana," harap Anna. (Yunike Lusi)

sumber

Kisah Ceci, Gadis Penenun di Uang Rp 5.000

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengapresiasi pengalihan pengaturan dan pengawasan perbankan dari BI ke OJK. Ini karena tugas OJK tidak hanya mengawasi sektor perbankan saja, tetapi juga lembaga keuangan lainnya. Dengan demikian pengawasan bisa lebih baik

"Semua kegiatan perijinan, peraturan, dan pengawasan sama seperti yang dilakukan selama ini oleh BI dan bisa lebih baik lagi karena bisa terintegrasi dengan bidang-bidang keuangan non bank, seperti pasar modal maupun lembaga keuangan non bank lainnya," kata Agus di Gedung BI, Selasa (31/12/2013).

Lebih lanjut Agus mengatakan perbankan saat ini memiliki anak perusahaan lain atau peeusahaan subsider yang terintegrasi, misalnya unit usaha syariah, asuransi, perusahaan pembiayaan, dan sebagainya.

Dengan beralihnya fungsi pengawasan perbankan ke OJK, maka pengawasan akan semakin lebih baik karena OJK juga mengawasi lembaga keuangan lain selain bank.

"Jadi menurut kami, semua aspek pengawasn perbankan mikro itu ada di OJK. Sedangkan BI lebih berperan dari sisi makroprudensial," ujar Agus.

Meskipun secara resmi BI telah mengalihkan fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan ke OJK, Agus mengatakan BI dan OJK tetap akan bekerja sama. "Sekarang tinggal kerja keras. Ini bukan kita lepas begitu saja, paling tidak 3 tahun ke depan," jelas dia.

Sebagai lembaga baru, Agus menilai OJK merupakan sebuah lembaga yang kokoh karena dipimpin oleh para pejabat yang kompeten di bidangnya. Bahkan, kata dia, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad pun pernah menjabat sebagai Deputi Gubernur BI. Oleh karena itu, Agus yakin OJK akan menjadi sebuah lembaga yang baik.

sumber

Pengawasan Perbankan di OJK