(Disusun oleh:Hendra L.P)
Direvisi Oleh :
Elsye Pabalik
A.Sriwahyuni Wahid
Kelas : XII IPA II, SMA 12 MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul “Ekonomi Pembangunan terhadap
Pengangguran di Indonesia” ini, bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan
dampak dari pengangguran terhadap masyarakat Indonesia pada umumnya.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu
dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan dan
dorongan serta bimbingan dari guru pembimbing, serta berbagai bantuan
dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan karya tulis ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih kepada Hendra L.P karena kami dapat merevisi karya tulis
ini. Penulis berharap dengan penulisan karya tulis ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta
semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan
meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengangguran di Negara-negara berkembang seperti Indonesia,
dalam pembangunan ekonomi di Negara seperti ini pengangguran yang
semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah yang lebih rumit dan lebih
serius daripada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang
kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan terendah. Keadaan di
Negara-negara berkembang dalam beberapa dasawarsa ini menunjukan bahwa
pembangunan ekonomi yang telah tercipta tidak sanggup mengadakan
kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan penduduk yang
berlaku. Oleh karenanya, masalah pengangguran yang mereka hadapi dari
tahun ke tahun semakin bertambah serius.
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah
lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga
kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu
juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan
hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang
menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan
yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan
dalam proses ekspor impor, dan lain-lain.
Masalah pengangguran akan menimbulkan dampak yang negatif bagi
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Dampak negatif dari
pengangguran adalah kian beragamnya tindakan kriminal, makin banyaknya
jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen perdagangan anak dan sebagainya
sudah menjadi patologi sosial atau kuman penyakit sosial yang menyebar
bagaikan virus yang sulit di berantas. Penyakit sosial ini sangat
berbahaya dan menghasilkan korban-korban sosial yang tidak bernilai.
Menurunnya kualitas sumber daya manusia, tidak di hargainya martabat dan
harga diri manusia yang merupakan korban sosial dari penyakit sosial.
Oleh karena itu, persoalan pengangguran ini harus secepatnya di pecahkan
dan dicari jalan keluarnya. Namun demikian, perlu disyukuri karena
kondisi ketenagakerjaan di Indonesia dalam satu tahun terakhir atau
hingga kuartal pertama tahun 2010 menunjukkan adanya sedikit perbaikan.
Hal ini digambarkan dengan adanya peningkatan kelompok penduduk yang
bekerja serta menurunnya angka pengangguran. Pada kuartal pertama tahun
2010 jumlah angkatan kerja mencapai 116 juta orang naik 2,26 juta orang
dibandingkan dengan tahun sebelumnya kuartal yang sama tahun 2009 yang
sebesar 113,74 juta orang. Sedangkan penduduk yang bekerja juga terjadi
peningkatan, pada kuartal pertama tahun 2010 mencapai 107,41 juta orang
naik dari kuartal pertama tahun 2009 sebesar 2,92 juta orang yang
sebelumnya 104,49 juta orang. Sementara itu, untuk jumlah pengangguran
di Indonesia pada kuartal pertama tahun 2010 mencapai 8,59 juta orang
atau 7,41 persen dari total angkatan kerja, mengalami penurunan sekitar
670 ribu orang jika di bandingkan dengan tahun sebelumnya atau kuartal
pertama tahun 2009 yang sebesar 8,14 persen.
Naiknya jumlah penduduk yang bekerja pada kuartal pertama tahun
2010 ini terutama di sektor jasa kemasyarakatan yakni sebesar 1,62 juta
orang (11,52 %) dan di sektor pertanian sebesar 1,22 juta orang (2,92
%). Sedangkan sektor yang mengalami penurunan yakni sektor konsumsi
sebesar 11,70 persen dan sektor transportasi sebesar 4,91 persen. Dengan
demikian sektor jasa kemasyarakatan, industri dan perdagangan menjadi
penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja pada kuartal pertama tahun
2010.Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan.
Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang
bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari
kategori status pekerjaan utamapekerja formal mencakup kategori berusaha
dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya
termasuk pekerja informal. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
pada kuartal pertama tahun 2010 sebanyak 33,74 juta (31,42%) pekerja
Indonesia bekerja pada kegiatan/sektor formal ada 73,67 juta orang
(68,58%) bekerja pada sektor informal. Dari 107,41 orang yang bekerja
pada waktu yang sama, status pekerja utama yang terbanyak sebagai
buruh/karyawan yakni mencapai 30,72 juta atau sekitar 28,61 persen,
kemudian diikuti berusaha dibantu buruh tidak tetap (buru
harian/borongan) sebesar 21,92 juta orang atau 20,41 persen dan berusaha
sendiri sejumlah 20,46 juta orang atau 19,05% sedangkan sisanya adalah
berusaha dibantu buruh tetap.
Penduduk bekerja menurut pendidikan.Jumlah penduduk yang
bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan untuk semua
golongan pendidikan mengalami kenaikan, di mana pada kuartal pertama
tahun 2009 pekerja yang bekerja dengan tamatan Universitas sebanyak 4,22
juta orang, untuk kuartal yang sama tahun 2010 meningkat menjadi 4,94
juta orang. Sementara untuk tenaga kerja yang bekerja dengan tamatan
Diploma 1/11/ III pada kuartal pertama tahun 2009 sebanyak 2,68 juta
orang pada kuartal yang sama tahun 2010 naik menjadi 2,89 juta orang
sementara untuk pekerja dengan pendidikan terakhir sekolah menengah
kejuruan juga terjadi peningkatan, pada kuartal pertama tahun 2009
sebanyak 7,19 juta orang untuk kuartal yang sama tahun 2010 meningkat
menjadi 8,34 juta orang.
Sementara pada waktu yang sama, pekerja pada jenjang
pendidikan Sekolah Dasar ke bawah masih tetap tinggi yakni sekitar 55,31
juta orang, sedangkan jumlah pekerja dengan pendidikan tinggi masih
relatif kecil. Pekerja dengan pendidikan diploma sekitar 2,69 persen dan
pekerja dengan pendidikan sarjana hanya sebesar 4,60 persen.Pemerintah
pada tahun 2010 menargetkan angka pengangguran di Indonesia menjadi 8
persen, untuk memenuhi target tersebut pemerintah menargetkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5-6 persen dengan pertumbuhan
ekonomi tersebut diharapkan bisa menciptakan 2,3 juta lapangan kerja
baru. Namun pada waktu yang bersamaan juga akan masuk angkatan kerja
baru sekitar 2,1 juta orang.
Dengan target pemerintah pada tahun 2010 angka pengangguran di
Indonesia menjadi 8 persen, jika dilihat dari data yang ada di BPS pada
kuartal pertama tahun 2010 sudah bisa dikatakan berhasil, sebab menurut
data yang ada di mana angka pengangguran hanya sebesar 7,41 persen atau
8,59 juta orang.YanQ menjadi pertanyaan dengan keberhasilan kuartal
1/2010 apakah angka tersebut bisa di pertahankan hingga akhir tahun 2010
!.. , mengingat pada kuartal ketiga merupakan masa-masa lulusan sekolah
dan pada waktu yang bersamaan akan menciptakan angkatan kerja baru yang
mencapai 2,1 iuta orang. Oleh karena itu, guna menanggulangi lonjakan
angkatan kerja baru serta mengurangi angka pengangguran perlu dilakukan
sebuah langkah/cara yang kongkrit. Salah satu cara yang realistis dalam
jangka pendek yakni dengan memberdayakan sektor informal, padat karya
dan menciptakan jiwa kewirausahaan bagi kaum muda sehingga akan bisa
menciptakan pengusaha baru, di samping strategi jangka panjang seperti
pemerataan pertumbuhan ekonomi di wilayah melalui kebijakan
desentralisasi. Sektor informal dinilai sangat membantu menyerap
orang-orang yang menganggur tetapi kreatif dan menjadi pereda di tengah
pasar global. Namun bukan berarti sektor formal di abaikan. Jika
ternyata sektor informal ternyata dapat menjawab sebagian dari masalah
pengangguran yang di hadapi bangsa ini, maka sudah waktunya sektor
informal didukung oleh pemerintah dengan menyiapkan anggaran. Anggaran
ini bisa digunakan untuk dijadikan modal pengembangan usaha ekonomis
produktif bagi pekerja-pekerja informal serta bisa dijadikan modal untuk
merintis usaha baru. ( Mn ) Penelitian Biro Pusat Statistik (BPS)
membedakan angkatan kerja menjadi penduduk yang bekerja dan penduduk
yang mencari pekerjaan atau dapat di sebut sebagai pengangguran terbuka.
Pengertian BPS tentang angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (10
tahun ke atas) yang bekerja atau punya pekerjaan sementara tidak bekerja
dan yang mencari pekerjaaan. Sedangkan yang di maksud bukan angkatan
kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatannya tidak bekerja maupun
mencari kerja. Mereka adalah penduduk dengan kegiatan sekolah, menjurus
rumah tangga tanpa mendapat upah dan tidak mampu melakukan kegiatan
seperti pension atau cacad jasmani.
Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini sangat boleh
jadi masih lebih rendah daripada kenyataan riil yang ada di lapangan.
Bisa saja dalam kenyataannya angka pengangguran di Indonesia masih lebih
tinggi dari data dan angka resmi itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi masalah pengangguran di Indonesia?
2. Bagaimana keadaan pengangguran di Indonesia?
3. Apakah pengangguran mengakibatkan kemiskinan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besarnya pengangguran yang terjadi di Indonesia khususnya
Jakarta,masalah dan keadaan pengangguran, serta untuk mengetahui
factor-faktor apa saja yang menimbulkan terjadinya pengangguran dan juga
untuk mengetahui bagaiamana sikap pemerintah dalam mengatasi
pengangguran.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1.Penulis
Karena dengan tugas ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi si
penulis mengenai masalah pengangguran yang ada dinegara kita yang
semakin tahun semakin meningkat jumlahnya akibat dari beberapa
faktor,baik dari dalam maupun dari luar.
2.Masyarakat
Masyarakat juga dapat mengetahui penyebab apa saja yang menimbulkan
pengangguran serta masyarakat juga dapat bertindak langsung dalam upaya
mengatasi masalah pengangguran.
3.Siswa
Siswa mendapat pengalaman dalam meenyusun karya ilmiah dengan cara merevisi ulang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERNGKA FIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian pengangguran
Pengertian penganguran adalah sebutan untuk suatu keadaan di mana
masyarakat tidak bekerja.Menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai
pekerjaan dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan dan sedang
berusaha mencari pekerjaan dan ini mencangkup mereka yang sedang
menunggu panggilan terhadap lamaran kerja yang di ajukan atau sedang
tidak mencari kerja karena beranggapan tidak ada kesempatan kerja yang
tersedia untuk dirinya walaupun dia sanggup.
keadaan yang ideal, diharapkan besarnya kesempatan kerjasama dengan besarnya
angkatan kerja, sehingga semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan. Pada
kenyataannya keadaan tersebut sulit untuk dicapai. Umumnya kesempatan kerja lebih
kecil dari pada angkatan kerja, sehingga tidak semua angkatan kerja akan mendapatkan
pekerjaan, maka timbullah penggangguran.
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja atau bekerja
secara tidak optimal. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengangguran dapat
dibedakan menjadi tiga macam.
1. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai
pekerjaan. Pengangguran ini terjadi ada yang karena belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal dan ada juga yang karena malas mencari
pekerjaan atau malas bekerja.
2. Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemployment)
Pengangguran terselubung yaitu pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya
tenaga kerja untuk satu unit pekerjaan padahal dengan mengurangi tenaga kerja
tersebut sampai jumlah tertentu tetap tidak mengurangi jumlah produksi.
Pengangguran terselubung bisa juga terjadi karena seseorang yang bekerja tidak sesuai
dengan bakat dan kemampuannya, akhirnya bekerja tidak optimal.
Contoh:
Pada sebuah kantor terdapat 10 tenaga administrasi yang menangani pekerjaan yang
ada. Padahal dengan jumlah tenaga 6 orang saja semua pekerjaan dapat terselesaikan
dengan baik. Akibatnya para pegawai tersebut bekerja tidak optimal dan bagi kantor
tentu merupakan suatu pemborosan.
3. Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Setengah menganggur ialah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada pekerjaan untuk sementara waktu. Ada yang mengatakan bahwa tenaga kerja
setengah menganggur ini adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam dalam
seminggu atau kurang dari 7 jam sehari. Misalnya seorang buruh bangunan yang telah
menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek, untuk sementara menganggur sambil
menunggu proyek berikutnya.
Bisakah Anda memberi contoh lain mengenai jenis pengangguran di atas? Coba sebutkan
lalu cocokkan ciri-ciri pengangguran tadi dengan contoh yang Anda sebutkan.
Apabila digambarkan dengan bagan, maka jenis pengangguran ini akan nampak sebagai
berikut:
2. Jenis pengangguran
1. Pengangguran Friksional (Transisional).
Pengangguran ini timbul karena perpindahan orang-orang dari satu daerah ke daerah
lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yangberbeda.
Contoh:
- Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk sementara
menganggur.
- Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang baru yang lebih baik
2. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural adalah pengangguran akibat keadaan ekonomi.
Perubahan struktur ekonomi akhirnya mengalami perubaahana dalam
kebutuhan tenaga kerja. Struktur ekonomi agraris berubah menjadi sistem
struktur Industri, yang menuntut perubahan keterampilan yang dapat
menunjang industri.
Beberapa kasus pengangguran struktural terjadi pada 1998, pada saat
bangsa Indonesia mengalami krisis moneter. Banyak pekerja pabrik,
pegawai bank dan perusahaan-perusahaan serta lembaga-lembaga lainnya
yang mengalami kerugian, sehingga dilakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK). Pada tahun tersebut, tingkat pengangguran di Indonesia begitu
tinggi.
Pengangguran struktural dapat diatasi jika pemerintah melakukan dan
mengeluarkan peraturan serta kebijakan yang memihak rakyat. Di samping
itu, pengganggur pun harus memperdalam keahlian dan kemampuannya
Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan dalam struktur
perekonomian yangmenyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain. Contoh:
Suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah industri,
maka tenaga bidang pertanian akan menganggur.
3. Pengangguran Siklikal atau Siklus atau Konjungtural
Pengangguran ini terjadi karena adanya gelombang konjungtur, yaitu adanya resesi
atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi. Contoh: Di suatu perusahaan ketika sedang
maju butuh tenaga kerja baru untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya
merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau pemecatan.
4. Pengangguran Musiman (Seasonal)
Pengangguran musiman terjadi karena adanya perubahan musim. Contoh: pada musim
panen, para petani bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.
5. Pengangguran Teknologi
Pengangguran ini terjadi karena adanya penggunaan alat–alat teknologi yang semakin
modern. Contoh, sebelum ada penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai
penumbuk padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak
bekerja lagi.
6. Pengangguran Politis
Pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan pemerintah yang secara langsung
atau tidak, mengakibatkan pengangguran. Misalnya penutupan Bank-bank bermasalah
sehingga menimbulkan PHK.
7. Pengangguran Deflatoir
Pengangguran deflatoir ini disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan
pekerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan, atau karena jumlah
tenaga kerja melebihi kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.
Pengangguranatau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatanmas yarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnyakemis kinan dan masalah-masalahsos
ial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan. Pengangguran yangberkepanjangan juga dapat menimbulkan
efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan
yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.
8. Penganggur Voluntary
Penganggur voluntary adalah penganggur yang sebenarnya mampu bekerja,
namun memilih tidak bekerja karena mempunyai usaha. Misalnya, membuka
rental mobil, membuka kos-kosan, dan lain-lain. Penganggur voluntary
bisa membuka lapangan pekerjaan untuk penganggur lainnya.
3. Penyebab Pengangguran
Beberapa hal yang menyebabkan pengangguran antara lain:
a.Penduduk yang relatif banyak
b. Pendidikan dan keterampilan yang rendah
c. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja
d. Teknologi yang semakin modern
e. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan
4. Dampak Pengangguran
Pengangguran bisa menimbulkan dampak negatif, yang bukan hanya
bagi sang penganggur, namun juga bagi masyarakat di sekitarnya.
Pengangguran membawa permasalahan ekonomi suatu keluarga, yang bisa
menyebabkan terganggunya kondisi psikis seseorang.
Misalnya, terjadi pembunuhan akibat masalah ekonomi, terjadi
pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi, rendahnya tingkat
kesehatan dan gizi masyarakat, kasus anak-anak terkena busung lapar,
juga terjadinya kekacauan sosial dan politik seperti terjadinya
demonstrasi dan perebutan kekuasaan.
5. Tujuan Dan Kebijakan Pemerintah
Beberapa Tujuan Kebijakan Pemerintah
a. Tujuan Bersifat Ekonomi :
1.Menyediakan lowongan pekerjaan dari tahun ke tahun
2.Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
3.Memperbaiki pembagian pendapatan
Tujuan Bersifat social dan politik :
1.Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga, di dalam
suatu rumah tangga harus ada yang mempunyai pekerjaan guna memenuhi
kebutuhannya.
2.Menghindari masalah kejahatan, karena semakin tinggi pengangguran maka semakin tinggi kasus kejahatan.
3.Mewujudkan kestabilan politik, dalam perekonomian yang tingkat
penganggurannya tinggi masyarakat sering kali melakukan demontrasi dan
mengemukakan kritik atas pemimpin pemerintah dan ini dapat menghambat
kegiatan ekonomi. Sebagai akibatnya perkembangan ekonomi yang terlambat
berakibat pangangguran memburuk.
b. Kebijakan Pemerintah:
1.Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa
kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan
teknis dan manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang,
perluasan pasar. Serta pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh
secara mandiri dan andal bersaing di bidangnya.
Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha yang
menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang
mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan
peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak
lainnya.
2.Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan
kawasan-kawasan, khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai
prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini
akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis
maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia.
3.Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan
penganggur. Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan
membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata
dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.
4.Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena
terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan
Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera
dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan iklim
investasi yang kondusif untuk menciptakan lapangan kerja.
5.Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya
daerah-daerah yang belum tergali potensinya) dengan melakukan
promosi-promosi keberbagai negara untuk menarik para wisatawan asing,
mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan
pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya akan banyak
menyerap tenaga kerja daerah setempat.
6.Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki
keterkaitan usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan.
Dengan sinergi tersebut maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih
efisien dan murah karena pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara
bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL
Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
7.Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan
menikah pada usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan
sisi angkatan kerja baru atau melancarkan sistem transmigrasi dengan
mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang jarang penduduk dengan
difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh
pemerintah.
8.Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar
negeri. Perlu seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar
negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat
dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
9.Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional
(Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas
pendidikan yang berorientasi kompetensi. Karena sebagian besar para
penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap
menghadapi dunia kerja.
10.Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia
mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa
lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim dan
agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia perlu dikelola secara
baik dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang
produktif
6. Tindakan Pemerintah
Tindakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran:
-Mengurangi pajak
-Mendorong lebih banyak investasi membari subsidi
-Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat
- Memperbaiki pembagian pendapatan
- Menghindari masalah kejahatan
- Menambah keterampilan masyarakat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Materi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif . deskriptif adalah
salahsatu metode penelitian dengn cara observasi melalui internet dan
buku-buku, yang dapat memberikan fakta secara aktual dan kontekstual.
Data yang diperoleh hanya berlaku bagi tempat , waktu, dan kondisi
penelitian.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memakai metode observasi dengan
membaca, mencatat serta melihat keadaan secara langsung maupun dari
pemberitaan media elektronik selain itu penulis juga mendapatkan
informasi ini melalui internet.
B. Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan adalah:
1) Metode angket atau Kuesioner
Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang Ia ketahui. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa
Angket adalah suatu cara pengumpulan informasi dengan penyampaian suatu
daftar tentang hal-hal yang diteliti.
2) Metode Observasi
Yaitu memperlihatkan sesuatu dengan mempergunakan mata. Atau observasi
juga disebut pengamatan, meliputi kegiatan pemusatperhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra
Tempat pengumpulan bahan (sampah non organik) dari rumah-rumah tetangga dan tempat terdapat sampah non organic.
C. Teknik Analisis dan Pengumpulan Data
Data dan informasi yang telah di kumpulkan akan diolah dengan beberapa metode analisa data sebagai berikut:
1) Analisa Kualitatif yaitu mengamati.memahami, dan menafsirkan setiap data yang ada kaitannya dengan rumusan masalah.
2) Analisa Deskriptif yaitu setelah data dan informasi terkumpul maka
dilanjutkan penyusunan dan penghimpunan dan membahasnya serta
menginterprestasikan berdasarkan logika dan teori yang relavan untuk
menarik kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pada 2002: usia kerja (148,730 juta), angkatan kerja (100,779 juta),
penduduk yang kerja (91,647 juta), penganggur terbuka (9,132 juta),
setengah penganggur terpaksa (28,869 juta), setengah penganggur sukarela
tidak diketahui jumlah pastinya. Hingga tahun 2002 saja telah banyak
pengangguran, apalagi di tahun 2003 hingga 2007 pasti jumlah
penggangguran semakin bertambah dan mengakibatkan kacaunya stabilitas
perkembangan ekonomi Indonesia.
Untuk itu, mengatasi pengangguran dapat dilakukan dengan cara berikut.
• Memperluas dan membuka lapangan pekerjaan.
• Bagi individu yang mampu (wiraswasta), membuka usaha baik skala kecil
maupun besar. Hal ini mampu memperkecil tingkat pengangguran dan membuka
lapangan pekerjaan baru.
• Mengadakan bimbingan, penyuluhan dan keterampilan tenaga kerja, menambah keterampilan, dan meningkatkan pendidikan.
Serta perlunya ada Rekomendasi yaitu :
1.Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya
lapangan pekerjaan, serta menjalankan kebijakan yang konsisten tersebut
dengan sungguh-sungguh sampai terlihat hasil yang maksimal.
2.Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kerja kepada
masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan
kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan
kesejahteraan.
B. Pembahasan
Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi
waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik
dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari
pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja
tersebut.
Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-
masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah
lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga
kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu
juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja
Masalah pengangguran dan setengah pengangguran tersebut di atas salah
satunya dipengaruhi oleh besarnya angkatan kerja. Angkatan kerja di
Indonesia pada tahun 2002 sebesar 100,8 juta orang. Mereka ini
didominasi oleh angkatan kerja usia sekolah (15-24 tahun) sebanyak 20,7
juta. Pada sisi lain, 45,33 juta orang hanya berpendidikan SD kebawah,
ini berarti bahwa angkatan kerja.di.Indonesia.kualitasnya.masih.rendah.
Tanggal 17 Oktober lalu komunitas global baru saja merayakan hari anti
kemiskinan se-dunia. Akan tetapi di negeri ini, kemiskinan adalah simbol
sosial yang nyaris absolut dan tak terpecahkan. Sejak masa kolonial
hingga saat ini, predikat negeri miskin seakan sulit lepas dari bangsa
yang potensi kandungan kekayaan alamnya terkenal melimpah. Cerita pilu
kemiskinan seakan kian lengkap dengan terjadinya berbagai musibah alam
dan bencana buatan: gempa bumi, tsunami, lumpur panas Lapindo, dan
kebakaran hutan yang diikuti kabut asap. Kantung-kantung kemiskinan di
negeri ini kian hari kian menyebar bak virus ganas, mulai dari lapis
masyarakat pedesaan, kaum urban perkotaan, penganggur, hingga ke
kampung-kampung nelayan
a. Sikap Pemerintah
Menangani Lapangan Pekerjaan
Sikap Pemerintah pada saat bertambahnya para penganggur dan juga
manusia-manusia yang tidak berpendidikan yang menjadi salah satu
penyebabnya.seharusnya pemerintah membuka kursus untuk ketermpilan bagi
masyarakat. Salah satunya ada dengan meningkatkan peranan Balai Latihan
Kerja (BLK)
b. Keterampilan yang di sediakan
Seperti menjahit, bengkel, tata boga, komputer, dan keterampilan lainnya
yang diperlukan oleh hotel, perusahaan motor bahkan instansi
pemerintahan daerah setempat.
c. Mutu para lulusan BLK
yaitu memiliki keterampilan yang tidak kalah kualitasnya dengan lulusan
perguruan tinggi. Buktinya mantan didikan BLK sudah ada yang diminta
oleh hotel-hotel ternama, perusahaan garmen, dan instansi pemerintah
yang membutuhkan tenaga kerja. Contohnya, sambungnya, di BLK Jakarta
Timur. Dari 60 orang yang menempuh pelatihan kerja di sana, hampir 50
persen diminta beberapa perusahaan untuk menjadi pegawai mereka.
d. Disnakertrans bekerja sama
Cara lainnya, Disnakertrans juga membina kerja sama dengan berbagai
perusahaan untuk mengadakan pelatihan keterampilan. Saat ini,
Disnakertrans telah mengadakan pelatihan kerja sama bengkel dengan
Perusahaan Toyota Astra. Dari hasil pelatihan tersebut, Toyota Astra
akan melihat peserta didik yang dinilai berkualitas baik lalu diajak
bergabung untuk bekerja di perusahaannya
e. Mengenai Tingkat Penganguran
Terjadi karena Urbanisasi tidak bisa di tekan ini terlihat pada setiap
akhir tahun seusai labaran , Jakarta akan menampung masyarakat yang
dating dari provinsi lain.Untuk menekan arus urbanisasi, mantan Walikota
Jakarta Pusat ini menyatakan perlu kerja sama dengan pemerintah
provinsi lain. Dengan azas otonomi daerah, pembangunan di luar Jakarta
harus dapat diakselarasikan dengan di ibukota, sehingga tidak ada lagi
warga yang berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.
Karena di daerahnya telah memberikan kesempatan pekerjaan yang lebih
luas dari ibukota.
Ketidak Stabilan angka Pengangguran
Salah satunya disebabkan jumlah pencari kerja lebih banyak dari lowongan
kerja yang ditawarkan dan penempatan kerja dari pencari kerja yang
dianggap memenuhi kriteria yang dipersyaratkan perusahaan-perusahaan.
f. Kepedulian Masyarakat
Mengapa kita peduli terhadap angka-angka tersebut?
Pertama, angkayang kurang akurat tidak akan menghasilkan perumusan
kebijakan yang tajam danlangkah-langkah penanganan yang saksama.
Kedua, masalah pengangguranberdampak luas terhadap kehidupan sosial dan
politik yang pada gilirannya akanmemukul balik kestabilan makro-ekonomi
yang telah dicapai dengan susah payah.
g. Dampak Negatif dari pengangguran dan Penuntasanya
Seperti:beragamnya tindakan kriminal, anak jalanan, pengemis,
prostitusi, perdagangan anak, aborsi, pengamen dan sebagainya sudah menjadi
patologi sosial atau kuman penyakit sosial yang menyebar bagaikan virus
kankeryang sulit diberantas. Penyakit sosial ini sangat berbahaya dan
menghasilkankorban-korban sosial yang tidak ternilai. Menurunnya
kualitas sumber daya
manusia, tidak dihargainya martabat dan harga diri manusia yang
merupakan korbansosial dari penyakit sosial ini sudah sangat merusak
sendi-sendi kehidupankemanusiaan yang beradab. Karena itu persoalah
pengangguran ini harussecepatnya dipecahkan dan dicarikan jalan
keluarnya yang terbaik. Tentunya untuk menghilangkan pengangguran dalam
situasi kehidupan ekonomi Bangsa yang sedang morat-marit ini adalah
sesuatu yang tidak mungkin. Tetapi upaya mengurangi pengangguran
bukanlah hal yang mustahil.
Cara yang realistis dalam jangka pendek mengurangi pengangguran adalah
memberdayakan sektor informal, padat karya dll disamping strategi jangka
panjang seperti pemerataan wilayah pertumbuhan ekonomi melalui
kebijakan desentralisasi. Sector informal dinilai sangat membantu
menyerap orang-orang yang menganggur tetapi kreatif dan menjadi peredam
di tengah pasar global. Namun bukan berarti sektor formal diabaikan.
Jika ternyata sektor informal ternyata dapat menjawabi sebagian dari
masalah pengangguran yang dihadapi Bangsa kita, maka sudah waktunya
sektor informal ini didukung oleh pemerintah dengan menyiapkan anggaran.
Anggaran ini bisa digunakan untuk dijadikan modal pengembangan usaha
ekonomis produktif bagi pekerja-pekerja informal.
Keterbatasan mereka di dalam pendidikan sangat mudah dijadikan alat
komoditas politik untuk melakukan berbagai konflik sosial di tengah
masyarakat Pengangguran erat kaitannya dengan kemiskinan dan
kemelaratan.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan
papan menjerumuskan sebagaian besar manusia Indonesia ke jurang
kemelaratan. Tidak tercapainya pemenuhan kebutuhan ekonomi ini akan
menciptakan masalah-masalah social.
h. Sebab langsung(direct causes)
Ada beberapa sebab langsung(direct causes) terjadinya
pengangguran besar-besaran di Indonesia yakni:
1) terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja,
2) Kelangkaan Lapangan Kerja,
3) Pemulangan TKI ke Indonesia,
4) Rasionalisasi karyawan dll.
Sebab langsung ini pada saat yang sama menjadi akibat dari sebab-sebab
yang lain. PHK disebabkan oleh perusahaan bangkrut. Perusahaan bangkrut
disebabkan oleh karena kredit macet/tidak mampu mengangsur pinjaman
Bank. Kredit macet disebabkan oleh krisis ekonomi yang melanda bangsa
ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan oleh krisis
moneter(melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis moneter
disebabkan oleh rusaknya ekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini
disebabkan oleh adanya mental korup, kolusi dan nepotisme (KKN) yang
menggurita dan sistematik pada semua lembaga negara dan swasta. Budaya
KKN ini disebabkan oleh pemerintahan yang kotor(tidak bersih). Masih
bisa dicari lagi sebab-sebabnya misalnya dekadensi(kemerosotan moral),
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengangguran di Indonesia yang telah mencapai puluhan juta orang
merupakan suatu masalah yang mendesak yang harus segera dipecahkan karena
dampak pengangguran itu akan sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial.
Adalah fakta bahwa berbagai kejahatan sosial seperti
pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran, jula beli anak, anak jalanan dan
lain-lain merupakan dampak dari pengangguran. Dilihat dari dampaknya yang luas
terhadap tatanan kehidupan sosial, pengangguran telah menjadi kuman penyakit
sosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi menghasilkan
korban sosial yang pada gilirannya menurunkan kualitas sumber daya manusia,
martabat dan harga diri manusia. Karena itulah maka melalui strategi komunikasi
pembangunan, kebijakan-kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
mutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan/dikurangi.
Dengan kebijakan yang langsung menyentuh permasalahan pengangguran,
maka penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami masyarakat saat ini dapat
dikurangi. Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan masyarakat saat ini
berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaan
sumber hudup(pekerjaan).
Pengangguran merupakan problem yang terus menumpuk. Bertambah dari tahun
ke tahun. Persoalan pengangguran bukan sekedar bertumpu pada makin
menyempitnya dunia kerja, tetapi juga rendahnya kualitas SDM (sumber
daya manusia) yang kita punyai.
Beberapa masalah lain yang juga berpengaruh terhadap ketenagakerjaan
adalah masih rendahnya arus masuk modal asing, perilaku proteksionis
sejumlah negara-negara maju dalam menerima ekspor komoditi, Beberapa
masalah lain yang juga berpengaruh terhadap ketenagakerjaan adalah masih
rendahnya arus masuk modal asing (investasi), stabilitas keamanan,
perilaku proteksionis (travel warning) sejumlah Negara-negara barat
terhadap Indonesia, perubahan iklim yang menyebabkan pemanasan global
yang menjadikan krisis pangan didunia, harga minyak dunia naik, pasar
global dan berbagai perilaku birokrasi yang kurang kondusif atau
cenderung mempersulit bagi pengembangan usaha, serta tekanan kenaikan
upah buruh ditengah dunia usaha yang masih lesu.
Disamping masalah-masalah tersebut diatas, faktor-faktor seperti
kemiskinan, ketidakmerataan pendapatan karyawan, pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas politik juga sangat berpengaruh terhadap ketenagakerjaan di
Indonesia.
Semua permasalahan hal diatas tampaknya sudah dipahami oleh pembuat
kebijakan (Decision Maker). Namun hal yang tampaknya kurang dipahami
adalah bahwa masalah ketenagakerjaan atau pengangguran bersifat
multidimensi, sehingga juga memerlukan cara pemecahan yang multidimensi
pula.
B. Saran
Memberikan motivasi kepada para penganggur untuk bisa memasukan dirinya
dalam lingkup pekerjaan. Dan bagi pemerintah, membuka sebuah lapangan
kerja dibidang keterampilan untuk menampung kapasitas para penganggur
DAFTAR PUSTAKA
1. Conyer Diana, 1994. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
2.Studi Kasus di Kupang NTT. Tesis, Pascasarjana UI, 1999.
3.. Harian Kompas, 25 Oktober 2003.
4. Harian Kompas, 10 September 2003
5. Harian Kompas, 27 September 2003.
6. Harian Pos Kupang, 20 Juni 2003.
7. Suarapublika, Novermber 2003.
8. Buku Ekonomi Pembangunan, Prayitno, Hadi . Penerbit Ghalia Indonesia
9. Dok./ Beritajakarta.com
10. WWW.Google.com
11. Kompas Kamis 5 Februari 2009
BIODATA PENULIS
1. Penyusun :
Nama : Hendra L.P
TTl : Surabaya, 25 Agustus 1984
Hobby : Menulis
2. Nama Perevisi:
A. Nama : Elsye Pabalik
Alamat : Jln.Angkasa VI no.22
TTl : Toraja, 22 Mei 1993
Hobby : Menari, Listening Music
Cita” : Pegawai Bank
sumber